..Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

..Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ..Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Good Morning, Afternoon, Evening, Night.. Welcome To My Blog.. Selamat Datang di Blog Saya.. Salam Sejahtera untuk Kita Semua.. Semoga Kita selalu dalam Lindungan Allah SWT.. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ

Senin, 14 Januari 2008

LIMA PULUH TAHUN KONFERENSI ASIA AFRIKA

Konferensi Asia Afrika (KAA) berjalan di tengah kegelisahan dunia akan datangnya era baru yang penuh dengan konflik dan friksi kepentingan. Negara-negara dari Asia hingga Afrika hari ini dipertemukan kembali seperti halnya yang terjadi lima puluh tahun lalu. Dengan masa yang berbeda tetapi permasalahan serupa.

Jika pada KAA 1955 hanya 29 negara hadir, masing-masing 3 negara Afrika, 26 Asia dan Timur Tengah, kali ini KAA dihadiri oleh 106 negara di kawasan Asia Afrika yang telah merdeka. Secara formal memang merdeka, tapi pada kenyataannya banyak negara-negara di Asia, Afrika, dan Timur Tengah masih terpinggirkan akibat kebijakan ekonomi dunia yang didominasi oleh negara-negara barat.

Hati-hati ancaman neokolonialisme. Peringatan Sukarno lima puluh tahun yang lalu tersebut gaungnya semakin terasa relevan saat ini. Jeratan WTO yang hanya menguntungkan korporasi kapitalis kelas dunia dan memeras negara-negara berkembang menjadi jelmaan sesungguhnya atas neokolonialisme. Negara-negara kawasan Asia Afrika semakin miskin dan terlilit hutang akibat konspirasi ekonomi moneter dunia yang bersembunyi dibalik kedok IMF.

Jurnalis dari berbagai belahan dunia berkumpul untuk mengabadikan momen ini. Berbagai media massa mencoba mengangkat KAA sebagai sajian utamanya. Lembaran-lembaran sejarah kembali dibuka dan dicermati. Berbagai ulasan dan opini dilontarkan. Berbagai angle disiapkan untuk menarik minat audience. Liputan berjalan tak kenal waktu demi berita eksklusif. Aneh, semuanya terasa hambar. Ternyata kita hanya mengejar deadline dan kehilangan esensi. Rentang lima puluh tahun terlalu lama. Sedang waktu kita hanya hitungan hari, karena berita lain menunggu.

Sekarang ataupun lima puluh tahun yang lalu KAA masih membawa mimpi yang sama tentang perasaan senasib kaum terjajah dalam melawan ketidakadilan. Tapi lima puluh tahun yang akan datang apakah mimpi tersebut masih akan bertahan? Mudah-mudahan para jurnalis tidak lupa untuk mengingatkan.

Tidak ada komentar:

BUKIT KUNTUL MELAYANG KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH INDONESIA

BUKIT KUNTUL MELAYANG KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH INDONESIA 51372 1. MAKAM GURU MBAH JAFAR & H MASTURI MIRA 2. MAKAM MBAH K...